Observasi Pesut Mahakam bersama Tim Humas Kukar dan ANTV

                Senin, 28 Oktober 2013, Heru, salah satu teman yang bekerja di Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara di bagian Humas menelpon saya untuk menjadi guide untuk observasi pesut mahakam. . Rencananya hari selasa besok, 29 Oktober 2013 dan tidak itu saja, akan ada tamu yang di bawa, yakni reporter media nasional, ANTV. Beruntung saya masih banyak waktu karena sedang off dan kami akan bertemu besok paginya di Hotel Grand Fatma, Tenggarong, kukar.
                Selasa, 29 oktober 2013, pagi sekitar jam 6 saya berangkat dari rumah ke tenggarong dan sekitar 45 menit sampai di Hotel Grand Fatma. Tak lama sampai, heru juga datang dan kami segera masuk ke Hotel Grand Fatma untuk bertemu dengan reporter ANTV . Selepas ngobrol singkat dan sarapan pagi kami langsung berangkat ke Kota Bangun dengan 2 mobil. Pukul 10.30 wita kami sampai di kota bangun dan makan siang dengan mnu khas daerah setempat, ikan patin bakar dan udang bakar. Perut terasa kenyang dan segar kembali dengan minuman dingin, saya kontak motoris yang selalu saya percayakan jika ingin mencari pesut mahakam, karena darwis juga sering di pakai oleh Yayasan Konservasi RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia) untuk hal yang sama. Bisa dikatakan, jam terbangnya lumayan tinggi untuk masalah menemukan pesut mahakam di wilayah Kecamatan Kota Bangun hingga Kecamatan Muara Kaman. Kami semuanya ber jumlah 7 orang di ketinting ukuran besar, termasuk 1 orang kontributor ANTV dari samarinda, wartawan dari koran kaltim dan supir gak mau ketinggalan.




                Sungai mahakam sedang ditiup angin berkekuatan sedang, ketinting terpaksa berjalan lambat, karena percikan air selalu menimpa kami sehingga peralatan elektronik musti di simpan dan dilindungi dari air. Barang kami tinggal sebagian di Desa Sangkuliman untuk mengurangi beban dan perjalanan mencari pesut mahakam dimulai. Pesut Mahakam sendiri puluhan yang lalu sering ditemukan di Muara Pahu, Kutai Barat, Kaltim, namun seiring waktu lingkungan mereka mulai terganggu banyak hal, mulai limbah masyarakat, perusahaan sawit & tambang, berkurangnya ikan sebagai sumber makanan karena pola tangkap yang tidak ramah untuk lingkungan, hingga ramainya jalur transportasi air. Kini pesut mahakam lebih mudah ditemukan di wilayah kutai kartanegara dari pada di kutai barat. Mulai Kecamatan Muara Muntai, Kota Bangun dan Muara Kaman. Saat musim ikan biasanya pesut mahakam lebih sering ditemui. Dari Sangkuliman kami menuju Cagar Alam Muara Kaman – Sedulang, perjalanan memang di minta pelan –pelan saja sambil menikmati pemandangan khas sungai mahakam dan hutan yang ada di sisi sungai, biasanya banyak monyet ekor panjang, lutung hingga bekantan serta burung – burung. 13.00 wita kami sampai di muara kaman, dan berhenti sejenak di rakit yang merupakan pos penjagaan dari BKSDA Kaltim. Saat siang hari biasanya pesut mahakam sering terlihat keluar dari sungai kedang rantau menuju sungai besar, Mahakam, untuk berburu ikan. Namun selama 1 jam kami belum melihat adanya tanda – tanda pesut mahakam lewat, sehingga kami pun masuk ke sungai kedang rantau yang juga bagian dari cagar alam muara kaman – sedulang untuk menemukan pesut mahakam. Biasanya di tempat yang akan kami lalui ini, banyak terdapat jenis bekantan, monyet dan burung, seperti elang, bangau, pekaka, dara laut, berang – berang hingga jenis lainnya. Namun kami hanya menemukan Pecuk Ular Asia, Pekaka Emas, Pekaka Sungai, Kirik – kirik senja, kirik – kirik laut, bubut alang – alang, monyet dan bekantan belum kami temukan. Mungkin karena air sedang surut, sehingga daratan yang biasanya tenggelam kini bisa di lalui dengan mudah oleh satwa liar, termasuk primata, sehingga mereka bebas kemana – mana, hal itulah yang mungkin menyebabkan kami belum menemukan mereka walau satu ekor. Satu persatu rekan mulai terlihat kecewa, frustasi dan letih karena belum menemukan pesut mahakam, termasuk saya. Apalagi saat itu waktu hampir menunjukan 15.30 wita dan kami sudah melewati persimpangan sungai yang menuju tunjungan dan sabintulung. Biasanya sebelum simpangan pesut mahakam sudah bisa terlihat, namun jika belum ada, arah selanjutnya ke desa tunjungan, namun saat itu belum ada tanda – tanda sedikitpun, dan desa tunjungan mulai terlihat di depan mata. Akhirnya heru yang pertama kali melihat sesuatu muncul di permukaan sungai, bulat dan seukuran helm orang dewasa, awalnya dia ragu namun selepas benda itu muncul lagi diikuti dengan semacam suara semburan khas pesut mahakam barulah dia optimis dan percaya yang dilihat adalah pesut mahakam.








                Kami pun larut dalam kegembiraan karena akhirnya berhasil menemukan pesut mahakam tepat di titik akhir pencarian. Awalnya ada 3 ekor yang terlihat, namun tiba – tiba dari arah samping muncul lagi beberapa ekor pesut mahakam dan muncul lagi kelompok lain di belakang kami. Ada 3 kelompok besar yang sedang berburu ikan. Kadang – kadang muncul 3 ekor, bahkan 5 ekor dalam setiap kelompok yang ada di 3 sudut pandang kami, arah jam 9, 12 hingga arah jam 3. Sampai – sampai kami bingung untuk mendokumentasikan karena mereka begitu cepat muncul dan tenggelam dalam hanya hitungan detik, dan ada dimana – mana. KamI terus mengikuti pesut mahakam di posisi dan jarak yang aman. Kami posisikan ketinting di sisi sungai mahakam dan bergerak pelan – pelan. Reporter dari ANTV begitu antusias akhirnya mereka berhasil menemukan pesut mahakam dan sukses mendokumentasikan lewat kamera video. Pesut mahakam terus beraktifitas tanpa merasa terganggu akan kehadiran kami, akan tetapi setiap ada ketinting dari warga lewat, pesut mahakam akan menyelam kebawah air dan perlu waktu beberapa menit untuk mereka muncul ke permukaan kembali, saat tak ada ketinting atau hal yang mengganggu sudah menjauh. Kami terus mengikuti pesut mahakam yang asyik berburu makanan (ikan) hingga ke simpang muara sungai kedang rantau, antara tunjungan dan sabintulung.









Pukul sudah menunjukan 17.00 wita, reporter ANTV sudah merasa cukup puas mendokumentasikan pesut mahakam dan saya pun mengusulkan pulang dan tidak mengikuti pesut mahakam lebih lama lagi, karena takut aktifitas mereka terganggu. Di perjalanan pulang, kami berpapasan dengan rombongan dari Dinas Pariwisata Kukar yang menggunakan kapal, rupanya mereka juga ingin melihat pesut mahakam. Kami pun mampir dan naik di kapal sambil menceritakan pengalaman yang luar biasa karena sudah menemukan pesut mahakam dalam jumlah besar. Ibu Sri (Kepala dinas Pariwisata kukar) menanyakan kepada saya apakah mereka terus masuk atau menunggu saja, saya sarankan menunggu hingga 30 menit jika mau, karena kalau perkiraan tidak meleset pesut mahakam akan segera keluar dari sungai kedang rantau menuju sungai mahakam. Namun selepas 30 menit di tunggu pesut mahakam belum ada muncul, kami pun masuk pelan – pelan dan betul saja, pesut mahakam akhirnya muncul. Rupanya mereka masih sibuk berburu ikan, dan terlihat dari pola arah berenangnya yang acak. Tidak langsung ke depan, namun kadang – kadang ke samping atau malah ke belakang dan maju kembali. Sayang hari sudah sore menjelang maghrib, sehingga mereka mungkin tidak bisa mendapatkan gambar yang bagus saat itu. Selepas itu kami pun kembali ke desa sangkuliman.      




Di sangkuliman, saya dan heru memutuskan tidur di rakit pemantauan pesut mahakam, hasil kerjasama dari YK RASI, Pemkab Kukar (DKP Kukar) dengan Universitas dari Jepang. Rakit yang di bekali 3 sounder ukuran besar berfungsi untuk mendeteksi pesut mahakam setiap saat jika melewati rakit. Tidak itu saja, kami juga bisa memancing disini. Walau ikan patin tidak berhasil kami dapatkan, namun sensasi strike ikan repang (Osteochilus repang) terus silih berganti pantang surut. Jam 02.00 wita kami tidak tahan lagi menahan kantuk dan akhirnya terkapar hingga pagi hari.


Besok paginya, selepas beberapa pengambilan scene dari ANTV di rakit pemantauan pesut mahakam, keramba ikan dan proses pembuatan ikan asin dari warga setempat mereka pamit dan kami menyusul siang harinya beserta rombongan dinas pariwisata. 








Comments