Selasa,
2 september 2014, pagi – pagi saya berangkat dari rumah menuju kota tenggarong
yang berjarak sekitar 45 menit dari tempat saya. Hari ini ada janji untuk
menemani tim dari kompas.com untuk mencari pesut mahakam. Malam sebelumnya kami
sudah bertemu untuk membicarakan hal teknis di lapangan termasuk persiapan
transportasi yang akan digunakan. Di hotel grand fatma setelah semua orang
sudah kumpul, kami langsung berkemas dan berangkat menuju kota bangun. 2 jam
perjalanan darat kami lanjutkan dengan menggunakan transportasi lain, yakni
ketinting dengan kapasitas 6 orang sebanyak 2 buah. Tujuan kami adalah ke arah
muara kaman sambil memantau di setiap muara anak sungai yang kami lewati selama
di perjalanan. Anak sungai pertama, Sungai Pela, tidak ada tanda – tanda
kemunculan pesut mahakam. Anak sungai kedua, Sungai belayan, kami langsung
menemukan pesut mahakam yang terlihat bermain di muara sungai tersebut.
Ketinting kami posisikan di pinggir daratan, kami pun masing – masing mencari
posisi yang bagus untuk mendokumentasikan pesut mahakam. Semua orang sibuk
mengabadikan pesut mahakam, ada yang memakai kamera hp, kamera dlsr, hingga
helicam atau yang biasa di sebut drone. Selama 2 jam lebih kami terus
mengabadikan setiap momen yang muncul, pesut mahakam nampak tidak terganggu
dengan kehadiran kami dan terus bermain sambil menunjukkan satu persatu
kebiasaannya. Ada yang menyemburkan udara dari lubang pernapasan di atas
kepalanya, menyemburkan air dari mulut, menghempaskan ekor, berenang miring
sambil menunjukan sirip tangan dan masih banyak lagi. Walau arus transportasi
air saat itu sedang ramai oleh kehadiran ketinting warga lokal, kapal, hingga
tugboat yang menarik ponton batu bara, pesut mahakam terus muncul di sekitar
muara.
Puas mengabadikan pesut mahakam, kami mencoba peruntungan untuk di
lokasi yang lain. Sayang, hingga dua anak sungai berikutnya (sungai kedang
kepala dan kedang rantau) kami tidak berhasil menemukan pesut mahakam. Sehingga
kami pun langsung putar arah dan kembali ke kota bangun sambil memperhatikan
secara seksama lagi di setiap anak sungai yang kami lewati sampai akhirnya
tidak menemukan lagi pesut mahakam saat sampai di dermaga kota bangun.
Comments
Post a Comment