Orang Utan Trip (Prevab, Taman Nasional Kutai, 8 s/d 10 Agustus 2017)

            Taman Nasional Kutai merupakan kawasan hutan hujan tropis dataran rendah yang memiliki luas sekitar 198,629 Hektare yang mencakup 3 Kabupaten di Propinsi Kalimantan Timur. Yakni Kabupaten Kutai Timur (80%), Kabupaten Kutai Kartanegara (18%) dan Bontang (2%). Kawasan ini merupakan satu dari sebelas Taman Nasional pertama yang di tetapkan di Indonesia. Pada tanggal 10 Juli 1936 di tetapkan sebagai Kawasan Konservasi bagi kehidupan liar (wildreservaat) oleh Kesultanan Kutai dan terakhir di tetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui surat Keputusan  Menteri Kehutanan (Nomor 325/kpts-II/1995) tentang perubahan fungsi dan penunjukan Suaka Margasatwa menjadi Taman Nasional Kutai.
            Taman Nasional Kutai memiliki kekayaan alam yang tinggi, lebih dari 1016 jenis tanaman, dan 220 diantara merupakan tanaman obat / herbal. 1000 jenis terbagi dalam beberapa bagian, seperti Ulin-Meranti-Kapur Forest, Mixed dipterocarp Forest, Mangrove Forest, Freshwater swamp Forest, Heath Forest dan Foodplain Forest. Untuk keberagaman jenis satwa liar, Taman Nasional Kutai memiliki sekitar 80% jenis burung, 50% jenis mamalia, dan 11 dari 13 Primata yang ada di Kalimantan. Salah satu satwa liar yang terkenal di Taman Nasional Kutai adalah Orang Utan Morio (Pongo pygmaeus morio).
            Taman Nasional Kutai terdiri dari beberapa bagian area untuk Ecotourism, diantaranya adalah : Sangkima, Prevab-Mentoko, Limestone Save, Teluk Lombok dan BPPUTK (Bumi Pelatihan dan percontohan Usaha Tani Konservasi). 
            Saya sudah lama tertarik untuk mengunjungi kawasan ini, namun baru kesampaian sekarang. Kesempatan itu datang saat ada tawaran untuk Guiding Wisatawan Asing berkebangsaan Swiss dari mbak Nila (www.kalimantantourguide.com) yang berada di Balikpapan. Berhubung lokasi ini belum pernah saya datangi sebelumnya, saya banyak bertanya kepada rekan Guide saya di HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Kaltim, yakni Guide dari Samarinda yang sering ke Taman Nasional Kutai, Awang Jumri. Dengan berbekal informasi yang saya dapat tersebut, saya memberanikan diri untuk trip pertama kalinya ke Prevab.

Day 1 :
Subuh saya berangkat dengan mobil carteran menuju Balikpapan untuk menjemput tamu yang menginap di Fave Hotel di Jl. MT Haryono. Perjalanan cukup lancar dan setibanya di hotel, setelah perkenalan singkat dengan tamu (Laura & Cosina­) kami langsung berangkat ke Sangatta. Perjalanan cukup lancar, namun medan di jalan sangat menantang, banyak lubang di mana – mana dan traffic lumayan banyak. Kami istirahat untuk makan siang di salah satu warung makan sebelum bontang, baru melanjutkan perjalanan kembali. Selepas melewati persimpangan Bontang – Sangatta, medan jalan yang rusak mulai bertambah parah, banyak sekali lubang di jalan yang membuat driver kami harus berhati – hati. Bahan makanan ini bisa di buat sendiri selama di prevab atau minta bantu dengan Ibu Zahra (Istri dari Ranger Senior di Prevab, Pak Udin). Kami lanjutkan perjalanan ke Desa Kabo Jaya yang lokasinya tidak jauh dari Pasar, lalu menuju Prevab dengan menyusuri sungai kecil menggunakan ketinting warga setempat. Perjalanan singkat ini memakan waktu sebentar saja, hanya sekitar 15 menit dari Desa Kabo Jaya. Sesampainya di Prevab kami menuju Camp yang biasa di jadikan homestay oleh pengunjung. Ada 2 kamar yang bisa disewa dan muat untuk 4 orang. Sehubungan membawa tamu, kamar di serahkan kepada tamu dan guide bisa tidur di teras depan. Kamar sendiri di isi dengan kasur lengkap dengan bantal dan kelambu. di camp sudah ada beberapa turis asing, ada yang juga berasal dari swiss dan sisanya dari skotlandia. Bahan makanan saya serahkan langsung ke Ibu Zahra untuk langsung di proses sebagai santapan malam. Sambil menunggu masakan siap waktu kami habiskan dengan ngobrol santai, kebetulan saat itu saya juga bertemu dengan sesame Guide dari HPI Kaltim, yakni Senior Guide Di Kaltim, Om Petrus yang walau sudah tua, masih kuat dan aktif untuk Guiding di hampir semua wilayah di Kalimantan. Kesempatan emas ini saya manfaatkan untuk mendapatkan informasi beberapa daerah yang belum saya datangi dan juga mendapatkan wejangan khas senior saat ketemu junior dengan konteks yang positif serta memberi pencerahan baru. Sesudah makan malam, petualangan langsung di mulai. 




Tracking malam hari langsung menjadi pengalaman pertama saya dan juga tamu saat itu, dengan head lamp dan di temani ranger setempat (Pak Dasim) kami mengelilingi kawasan Hutan Prevab untuk melihat kehidupan satwa liar di malam hari. Kami menemukan beberapa jenis serangga, reptile, hingga burung. Diantaranya adalah Tarantula dan Burung Raja Udang Api (Rufous Backed Kingfisher / Ceyx erithacus), sedangkan untuk Orang Utan biasanya tidak aktif di malam hari dan lebih menghabiskan waktunya di atas sarang. Namun saat bulan penuh / terang bulan, Orang Utan kadang – kadang sempat terlihat beraktifitas walau tidak seaktif saat siang hari. Tracking pendek malam itu memakan waktu sekitar 1 jam. Kami kembali ke camp dan beristirahat.









  Day 2 :
            Hujan mengguyur kawasan Prevab sejak subuh, hal ini menunda plan kami untuk tracking di pagi hari. Setelah sarapan kami istirahat kembali sambil menunggu hujan reda. Sekitar pukul 10, Om Udin yang saat itu guiding tamu lain, kembali ke camp untuk mengajak masuk ke hutan, karena mereka sudah menemukan Orang Utan betina beserta anaknya. Berhubung sebelumnya hujan, beberapa ranger selain om udin kembali ke kota untuk mengerjakan beberapa tugas di kantor, sehingga tidak ada jalan lain selain kembali ke camp untuk memberi kabar dan menunjukan jalan masuk. Sebenarnya kami berencana menunda tracking pagi dan akan meneruskan saat hujan reda, namun di khawatirkan hujan bisa mengguyur sewaktu – waktu kembali saat siang atau sore hari, sehingga dikhawatirkan tidak bisa menemukan orang utan saat tracking siang / sore hari. Kami langsung bersiap – siap secepatnya dan mengikuti Om Udin masuk kedalam hutan, sekitar 20 menit kami akhirnya menemukan Orang Utan yang saat itu tampak santai dan terlihat tidak terganggu akan kehadiran kami. Informasi Om Udin, Orang Utan Betina tersebut bernama Bayur, dan anaknya yang selalu terlihat menempel di badan ibunya, berusia 1,5 tahun dan belum memiliki nama. Dari 36 Orang Utan yang pernah terlihat di Prevab, Bayur adalah satu – satunya yang bisa di lihat secara dekat, sedangkan yang lain agak susah di lihat karena selalu berada di ketinggian dan rimbunnya dedaunan pohon. Kami mengamati dan mengikuti Bayur sekitar 30 menit dan saat berada di ketinggian sehingga menghalangi pandangan kami, kami memutuskan melanjutkan tracking dan mengunjungi Pohon Sengkuang Raksasa lalu kembali ke Camp untuk istirahat dan makan siang. Pukul 15.15 kami lanjutkan lagi untuk tracking, namun kali ini kami tidak beruntung untuk bisa menemukan orang utan namun tamu tetap senang bisa berjalan – jalan di tengah hutan yang masih alami dan mendapat banyak informasi tentang tanaman, pohon, satwa liar yang di temukan sepanjang jalur tracking. Termasuk saat pengalaman pertama kali meminum air yang berasal dari sejenis tumbuhan akar yang mengeluarkan air saat di potong. Malam hari kami habiskan waktu untuk ngobrol santai sambil di temani kopi, tamu saya sudah kelelahan sehingga tidak berminat untuk tracking malam sesuai program yang ada. Kesempatan mendengarkan wejangan dari Ranger senior yang sudah 30 tahun di Taman Nasional Kutai, Om Baharudin alias Om Udin.  




























Day 3 :
            Tracking terakhir dimulai di pagi hari, kali ini tamu sangat beruntung karena bisa menemukan 5 ekor Orang Utan, termasuk Bayur dan anaknya. Setelah sarapan pagi kami bersiap – siap untuk kembali ke Kabo Jaya dan meneruskan perjalanan panjang menuju Balikpapan. Kami mampir di Budhist Centre untuk makan siang, karena ada resto khusus untuk yang vegetarian, dan tamu saya juga dua – duanya vegetarian. Kami juga sempat mampir di kampung bugis di jalan poros menuju Balikpapan untuk mencicipi Durian lokal dan sampai di Fave Hotel Balikpapan sekitar 17.15 sore.







            Special Thanks to Mbak Nila (www.kalimantantourguide.com) yang sudah mempercayakan saya selaku tour guide untuk menghandle tamu nya. Di tunggu job selanjutnya. 

Comments