Tamu
saya kali ini berasal dari Senegal & Prancis, keduanya merupakan pasangan
suami istri yang berbeda agama. Abdou (Senegal) beragama Islam sedangkan Anne
(Prancis) beragama Katolik. Kedua tamu ini saya dapatkan setelah di rekomendasi
kan oleh http://www.borneotour.org
Day 1 :
Karena
jadwal penerbangan yang bermasalah, kedua tamu saya ini terpaksa memajukan
jadwal tour, Alhamdulillah saya belum ada jadwal guiding sehingga tour bisa di
lanjutkan. Namun karena info kepastian tiket yang terlambat masuk ke saya, tamu
urung di jemput langsung, namun di arahkan ke Mobil Travel http://tahtatourtravel.blogspot.com
dan saya sambut di simpang 3 loa janan. Kami meneruskan tour ke Islamic Center
di Kota madya Samarinda. Abdou yang muslim sangat senang bisa mampir sekaligus
melaksanakan ibadah sholat djuhur. Abdou & anne saya ajak berkeliling di
Islamic Center lalu meneruskan perjalanan ke Tenggarong.
Kami mampir sebentar
di Pal 5 untuk menambal ban cadangan yang bocor, antisipasi saat di perjalanan
ke Liang kami mengalami kebocoran ban, sehingga kami masih ada cadangan. Abdou
& Anne menyempatkan untuk makan siang di warung padang yang ada di samping
bengkel. Kami lanjutkan ke Coffee Comunitas untuk ngopi sebelum melanjutkan
perjalanan ke Desa Liang, Kecamatan Kota Bangun.
Perjalanan cukup lancar, di
Liang kami menuju Desa Pela dengan menggunakan Ketinting, yang merupakan bagian
dari paket wisata Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) 3B, Desa Pela. Kami menginap
di Homestay Pak Isra, Ketua Bumdes Desa Pela. Sedangkan Homestay yang lain
penuh di isi rombongan dari Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur dan
Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara. Desa Pela sedang ramai oleh
pengunjung karena ada beberapa workshop yang diadakan oleh berbagai pihak
seperti Polnes, Kementerian Pariwisata RI, dll. Dan pada hari esoknya akan
diadakan Festival Danau Semayang yang di selenggakan oleh Pokdarwis 3B bekerjasama
dengan Desa Pela, Disparprov Kaltim, Disparkab Kutai Kartanegara serta didukung
beberapa komunitas sebagai media partner, seperti Mahakam Explore, Exotic
Kaltim & Jejak Budaya.
Malam
hari setelah makan malam kami jalan – jalan sebentar di Jembatan Ulin yang
membentang di Desa Pela, sedangkan di samping jembatan ada Sungai Pela yang
menghubungkan Sungai Mahakam dan Danau Semayang. Kami sempat mendengar suara
hembusan Pesut Mahakam yang muncul di permukaan sambil mengambil napas untuk menyelam
kembali. Kami juga sempat mengobrol ringan dengan Ibu Sri, Kepala Dinas
Pariwisata Kab Kutai Kartanegara sebelum akhirnya kembali ke homestay.
Day 2 :
Setelah
sarapan pagi, sebelum memulai Observasi Pesut Mahakam, kedua tamu saya siapkan
dahulu sajian kopi. Berhubung saya juga penikmat kopi, ada beberapa alat kopi
yang saya bawa, seperti French Press dan Staresso, dan beberapa alat penunjang
lainnya. Setelah ngopi, baru trip kami mulai. Kami menggunakan ketinting menuju
arah ilir sungai mahakam menuju Muara Kaman hingga sampai memasuki Cagar Alam
Muara Kaman – Sedulang. Alhamdulillah kami beruntung, baru saja kami akan
menaiki Ketinting, beberapa Pesut Mahakam terlihat melintasi sungai pela. Kami
pun mengikuti grup kecil lumba – lumba air tawar tersebut dan sedikit mengambil
gambar dokumentasi dengan kamera masing – masing. Sekitar 30 menit berlalu,
kami meninggalkan kelompok tersebut karena memang agak susah mendokumentasikan
kegiatan mereka saat itu yang hanya muncul satu per satu. Pukul 10.40 kami
berjumpa lagi dengan kelompok kecil Pesut Mahakam yang nampaknya masih betah di
Sungai Pela. Namun karena waktu kami yang semakin terbatas, kami putuskan untuk
meninggalkan mereka. 11.03 kami melihat ada satu ekor Pesut Mahakam di Sungai
Belayan, karena arahnya yang berlawanan, lagi – lagi kami meninggalkan individu
tersebut. 11.19 ada 1 ekor individu dari
arah ilir melintas di depan perahu kami, namun karena aktifitas perahu sedang
ramai saat itu (Ponton Batu Bara, Kapal Tug Boat, dll) kami untuk kesekian
kalinya meninggalkan individu tersebut.
Pukul 12.00 kami memasuki Sungai Kedang
Rantau, tidak ada penampakan Pesut Mahakam, namun kami berjumpa dengan beberapa
kelompok besar Bekantan (Proboscis Monkey) dan Berang – berang Sumatera
(Sumatera Otter).
Kami kembali ke homestay, kemas – kemas lalu istirahat
sebentar, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Muara Muntai melalui jalan
pintas lewat Danau Semayang, Melintang & Sungai Rebaq Dinding.
Tiba di
Muara Muntai kami menginap di Penginapan Srimuntai. Jaringan internet dari
provider Telkomsel sedang mengalami gangguan, padahal Anne sedang ingin
membooking tiket pesawat untuk trip selanjutnya ke Pangkalan Bun, beruntung salah
satu anak muda Muara Muntai bernama Nur, membantu kami dengan membagikan wifi
dari hp nya yang providernya berbeda, XL. Urusan selesai, kami makan malam dan
beristirahat.
Day 3 :
Trip
agak tertunda sebentar karena hujan, sarapan pagi dengan Kue Tradisional &
Nasi Kuning khas Muara Muntai kelar, ngopi, lalu kami memulai perjalanan menuju
Desa Mancong & Tanjung Isuy (Suku Dayak Benuaq) yang masuk wilayah
Kabupaten Kutai Barat.
Di Mancong kami melihat ada keramaian, ada persiapan
acara kawinan warga setempat yang akan di gelar esok harinya. Kami naik ke
lamin untuk melihat - lihat dan tentunya kesibukan warga, khususnya ibu – ibu yang
memasak di dapur.
Di Tanjung Isuy, walau waktu semakin sempit, kami masih punya
waktu untuk mengunjungi Louu Jamrud dan belanja oleh – oleh kerajinan tangan warga
lokal di Losmen Wisata. Dari Tanjung Isuy kami kembali ke Muara muntai, kami
musti buru – buru karena takut kemalaman di jalan yang akan membuat perjalanan
semakin sulit.
Alhamdulillah menjelang Maghrib kami tiba di Muara Muntai. Malam
harinya setelah makan malam, kami menyempatkan untuk melihat salah satu sanggar
seni di Muara Muntai yang sedang latihan musik Tingkilan.
Day 4 :
Kami
menuju Oloy yang ada di seberang Desa Kayu Batu, disana sudah ada Driver yang
menunggu untuk membawa kami menuju Tenggarong lalu Balikpapan. Di Tenggarong
kami istirahat sebentar di Coffee Comunitas untuk ngopi lalu di Balikpapan,
setelah urusan check in hotel, booking kendaraan ke bandara Balikpapan untuk
esok hari sudah beres, kami pamit.
Thanks for sharing,.
ReplyDelete