Pelatihan Ekowisata Pesut Mahakam (Januari 2020)

Pesut Mahakam merupakan Mamalia Air, Lumba - lumba Air Tawar Sungai Mahakam yang kini masuk dalam kategori terancam punah.  Populasinya yang berada di angka 80 an ekor & belum lagi adanya kasus kematian setiap tahun membuat Pesut Mahakam termasuk langka untuk bisa di temui. Sebagai Observer Pesut Mahakam, saya paham akan tingkat kesulitan ini. Namun saat berjumpa dengan Pesut Mahakam, tidak serta merta kita bisa leluasa mendekati satwa liar ini, ada protokol yang di buat khusus oleh YK RASI guna membuat Pesut Mahakam tetap nyaman saat beraktifitas serta tidak terganggu. 

Hal inilah yang mendasari YK RASI membuat workshop Pelatihan Ekowisata Pesut Mahakam, dengan mengundang Komunitas, Pemandu Wisata dan Travel Agency. 

Day 1 (27 Januari 2020)

                Kami berkumpul di kantor YK RASI di Perumahan Kadrie Oening, Samarinda. Setelah semua peserta workshop terkumpul kami berangkat dengan menggunakan 3 buah mobil menuju Kota Bangun, Kutai Kartanegara. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam, dan berjalan dengan mulus. Di Kota Bangun makan siang dulu dengan menu khas Kota Bangun, Sayur Bening, Ikan Patin Bakar dan sambal. Selepas itu kami menuju Stasiun Pemantauan Pesut Mahakam di Desa Sangkuliman 







Di Stasiun Pemantauan Pesut Mahakam, kami beristirahat sebentar untuk melihat beberapa papan informasi yang ada di dalam rakit terapung ini, termasuk keramba bibit ikan yang merupakan salah satu program YK RASI untuk nelayan setempat. Di perjalanan menuju Desa Pela kami beruntung bisa melihat kemunculan kelompok kecil Pesut Mahakam yang sedang menuju ke arah Danau Semayang. 








        Check in Homestay, lalu peserta pelatihan bersiap – siap mengikuti workshop Ekowisata Pesut Mahakam di Museum Pela yang berada di sisi sungai mahakam. Pemateri pertama adalah Ibu Danielle Kreb, P.hD, Researcher Expert dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia atau yang biasa di singkat YK RASI. Ibu Danielle membawakan materi umum tentang pengenalan Pesut Mahakam & Prosedur Observasi Pesut Mahakam. Pemateri ke 2 adalah Ir. Budiono, Direktur utama YK RASI, yang menyampaikan materi tentang Wildlife Fhotography, dan terakhir saya, menyampaikan materi tentang Sapta Pesona Ekowisata. Peserta workshop selain dari Travel Agency, Pemandu Wisata, juga ada Motoris ketinting dari 4 Kecamatan (Muara Kaman, Kota Bangun, Muara Wis & Muara Muntai), Pramuka Kota Bangun, Komunitas Save Pesut Mahakam dan Pokdarwis Pela. Sore hari kami di ajak menuju Tanjung Tamannoh untuk menikmati sunset.









    
                Selesai workshop, sore harinya kami jalan - jalan menuju Tanjung Tamannoh untuk santai dan menikmati sunset Danau Semayang.




               Malam harinya ada pemutaran film Desa Pela di tahun 1974 serta penangkapan 6 ekor Pesut Mahakam yang di bawa ke Oceanarium (kini Ancol), hiburan Tarian Jepen dan atraksi Silat, Kuntau.






Day 2 (28 Januari 2020)

                Pagi hari sesudah sarapan kami mulai melakukan Observasi Pesut Mahakam dengan menggunakan ketinting, kami menuju Sungai Belayan namun belum ada penampakan Pesut Mahakam dan kembali lagi ke ulu hingga Muara Wis, tetap nihil. Mungkin rejeki kami hanya di hari pertama. Mampir di Muara Wis untuk break sholat juhur, lalu menuju Danau Wis, untuk makan siang di salah satu pulau. Kembali ke Pela, masih nihil, tidak ada penampakan. Kami pamit kepada warga di Pela, panitia dan kembali ke Samarinda



















Note : Yayasan Konservasi RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia) yang ber alamat di Kadrie Oening Samarinda, merupakan LSM Lingkungan yang sejak tahun 90 an konsen meneliti populasi Pesut Mahakam. Sejak tahun 2010 saya bergabung dengan YK RASI sebagai volunteer 

Comments