Gathering Jurnalis Ke Desa Budaya Lekaq Kidau & Puncak Arborea (Kec Sebulu, Kukar / Nop 2020)

Ini merupakan Trip terakhir dari Program Diskominfo yang mengajak Jurnalis untuk explore di beberapa kecamatan di Kutai Kartanegara, masih bersama Tahta Travel sebagai pelaksana kegiatan. Tapi di trip kali ini beda, biasanya kami menggunakan Bis, namun kali ini kami menggunakan Kapal Wisata Queen Orca sebagai sarana transportasi.

7 Nopember 2020

Pukul 7 pagi, satu persatu jurnalis berkumpul di Pelabuhan Museum Mulawarman Tenggarong, dan jam 8.30 kami baru terkumpul semua. Briefing sebentar, lalu kami menaiki Kapal Wisata Queen Orca dan langsung berlayar mengarungi sungai mahakam dengan kecepatan sedang. Jurnalis mendapat briefing singkat dari manajer kapal, Nala Arung, di Meeting room yang juga merupakan ruangan serbaguna (Ruang Karaoke & Kantin), sekaligus sarapan pagi. Tujuan kami kali ini adalah Desa Budaya Lekaq Kidau. 




Desa Lekaq Kidau di resmikan di tahun 2004 sebagai Desa Budaya, dan merupakan pindahan dari Kutai Timur (dulu masih bagian dari Kabupaten Kutai) sejak tahun 1960. Mayoritas di huni Etnis Dayak Kenyah dengan 5 sub Kenyah, dan mayoritas masih berprofesi sebagai petani. Dulunya desa ini ramai di kunjungi wisatawan, baik mancanegara maupun domestik. dan di dominasi kunjungan yang menggunakan kapal wisata. Namun seiring waktu, jumlah kunjungan mulai berkurang dan di masa pandemi ini jumlah kunjungan turun drastis.

Perjalanan sangat menyenangkan, jurnalis tampak santai di lobi depan dan belakang, ngo[i sambil liat pemandangan sungai mahakam. Bahkan ada yang nongkrong di ruang kapten kapal, ngobrol dengan sesama jurnalis & awak kapal. Sedangkan di Recreation Room beberapa jurnalis menghibur diri dengan bernyanyi dengan peralatan karaoke yang memang sudah tersedia. Jamnya Coffee break ada cemilan pisang keju yang siap di santap, aish, makan lagi, bakalan gagal diet pokoknya.   

Siang hari, waktunya makan siang guys. Menunya beragam dan enak - enak, asli, gak pake bohong. Perut masih terasa kenyang, tapi namnya rejeki, yah, hajar aja. Selesai makan siang, beberapa jurnalis memilih istihat di kamar yang semuanya ber AC. 

Tujuan kegiatan ini adalah mengajak jurnalis untuk mempromosikan kembali Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai tujuan destinasi. Diharapkan dengan kehadiran jurnalis ini bisa memberikan informasi ke khalayak luas, di masing - masing media mereka tentang Desa Budaya Lekaq Kidau. 

Jam 14.00 kami tiba di Desa Budaya Lekaq Kidau. Pak Adang, Pj Kepala Desa Lekaq Kidau yang dari tadi menunggu kami di pelabuhan, menyambut dan mengajak kami untuk langsung menuju Rumah Panjang / Lamin yang bernama Amin Pemung Tawai, tidak jauh dari Pelabuhan Desa. Kami di sambut dengan ritual Dayak Kenyah, yakni pembacaan mantra dan di akhiri dengan menyiram air kepada semua pengunjung. Di dalam Lamin, kami melihat banyak ukiran khas Dayak Kenyah di dinding Lamin sampai di tiang penyangga. Sangat bagus dan menarik sekali. Apalagi kami juga di suguhi 3 jenis tarian Dayak Kenyah yang legendaris. Sebelum acara selesai, kami mendengarkan beberapa sambutan dari Diskominfo dan PJ Kepala Desa Acara di akhiri dengan foto bersama. Sebuah pengalaman yang sangat berkesan








Kembali ke kapal wisata Queen Orca, kami lanjutkan perjalanan kembali ke arah Tenggarong, namun berhenti dulu di Sebulu Ulu, ada anak - anak muda yang tergabung dalam Explore Alam Etam yang mengajak kami untuk mengunjungi objek wisata alam yang sedang mereka kembangkan, yakni Puncak Bukit Arborea. 

Dengan 1 buah mobil pick up dan beberapa sepeda motor, kami menuju lokasi. Jalur & medan awalnya cukup bagus, namun setelah beberapa belokan, kami mulai memasuki jalan tanah liat. dengan medan yang mulai di dominasi tanjakan, akan terasa menyulitkan jika hujan turun. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menembus hutan lalu medan jalan mulai menanjak, disini tantangan sebenarnya. Napas mulai ngos - ngosan, kaki terasa berat, keringat bercucuran, dan fenomena lainnya. Beberapa kali saya harus berhenti, istirahat, atur napas, dan memotivasi diri sendiri untuk tidak terlalu lama ber istirahat, karena sunset akan segera menghilang seiring waktu yang di sia - sia kan. Akhirnya sampai di puncak, dan... pemandangannya memang sangat menakjubkan, sungai mahakam yang meliuk - liuk nampak dengan jelas dan tentunya Desa Sebulu dan desa sekitar serta kota Tenggarong nampak di kejauhan. Sunset juga mulai merebak kemerah - merahan, menambah semarak suasana kala itu, sangat memukau, dan perjuangan kami tidak sia - sia, terbayar lunas sudah. Kami segera kembali saat melihat hujan turun dari kejauhan, harus segera kembali, karena medan tracking akan sangat menyulitkan, begitu juga di jalan nantinya. 






Alhamdulillah kami berhasil kembali ke pelabuhan sebelum hujan turun, kami pamit dan berterima kasih atas bantuan teman - teman Explore Alam Etam yang sudah memfasilitasi & membantu kami. Perjalanan di lanjutkan kembali dengan kapal menuju Tenggarong  



Comments